Sekda Garut Resmikan Pembangunan 50 KM Jalan Aspal Plastik

Diterbitkan

Jumat, 8 Maret 2024

Penulis

Rilis Humas Pemdakab Garut

|

Rilis Humas Pemdakab Garut

246 kali

Berita ini dilihat

0 kali

Berita ini dibagikan

PORTALJABAR, KAB. GARUT -  Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Garut, Nurdin Yana, meresmikan 50 KM Jalan Aspal Plastik yang bekerja sama dengan PT Chandra Asri, yang berlokasi di area Simpang Lima, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Kamis (7/3/2024).

Sekda Garut mengungkapkan bahwa sejak dulu Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Garut telah bekerja sama dengan PT. Chandra Asri, mengenai penggunaan aspal plastik untuk pembangunan jalan. 

Menurut Nurdin, hal ini sangat baik dilakukan mengingat produksi sampah di Kabupaten Garut sangat banyak.

"Saya kira hal yang sangat positif dari proses ini adalah pertama menyangkut masalah pemanfaatan plastik sampah, di mana konotasi plastiknya itu yang menjadi persoalan kita, karena hari ini kita hampir 100 ton kan per hari," ucap Nurdin.

Nurdin menerangkan, jika hal ini terus dilakukan maka Kabupaten Garut bisa mereduksi jumlah sampah yang ada. Ia menambahkan, bahwa dirinya memperkirakan jika satu ton sampah dikonversi plastiknya untuk 3-4 km jalan, maka akan banyak sekali sampah yang tereduksi.

Selain mereduksi sampah, imbuh Nurdin, penggunaan aspal plastik ini juga akan meningkatkan kekuatan aspal sekitar 40% sehingga dapat bertahan lebih lama dibanding aspal biasanya.

Ia memaparkan, bahwa saat ini ada hal yang harus menjadi perhatian terkait mekanisme bank sampah, di mana masyarakat nantinya akan diminta untuk melakukan pemilahan sampah mulai dari non plastik, plastik, dan yang lainnya.

"Makanya juga kemarin pemanfaatan ini juga kita minta ke (Bakti) Barito agar mereka bisa menginisiasi sekaligus juga untuk memprakarsai adanya bank sampah yang hari ini memang masih tersebar tidak secara terkonsep gitu ya," kata Nurdin.

Di tempat yang sama, Circular Economy & Partnership Manager Chandra Asri, Nicko Setyabudi mengungkapkan, pengunaan aspal plastik ini bermula dari riset Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang cukup baik. 

Maka dari itu, pihaknya berinisiatif untuk mencoba melaksanakan pembangunan jalan menggunakan aspal plastik sepanjang 100 km dengan berbagai mitra selama 5 tahun terakhir.

"Garut ini merupakan salah satu mitra yang komitmennya sangat luar biasa ya berkomitmen untuk melakukan penggelaran sepanjang 50 km dalam 2 tahun dan sudah bisa dilihat hasilnya dilapangan," ucapnya.

Senada dengan Sekda Garut, menurut Nicko, berdasarkan riset Kementerian PUPR RI, disebutkan bahwa adanya stabilitas jalan sebanyak 40% persen sehingga berdampak pada usia pakai pada jalan itu sendiri.

"Tapi perlu dicatat ketahanan jalan itu dipengaruhi oleh desain jalan itu sendiri, harus disupport dengan insfrastruktur kanan kirinya ada gorong-gorong yang baik dan seterusnya akan membuat fungsi aspal bisa maksimal," katanya.

Ia menambahkan, bahwa 50 KM jalan di Kabupaten Garut yang akan dibangun menggunakan aspal plastik tersebar di beberapa titik. Berdasarkan arahan dari Kementerian PUPR RI, penggunaan aspal plastik ini memang diperuntukkan untuk jalan perkotaan bukan jalan tol, karena mempunyai spesifikasi yang berbeda.

"Jadi kurang lebih sesuai dengan petunjuk PUPR penggunaannya 4 samapai 6 persen dari aspal yang digunakan untuk jalan. Jadi artinya kalau kita buat simulasi secara kasar dalam satu ton campuran aspal kurang lebih ada 3 kg sampah plastik dari kantong kresek," lanjutnya.

Selain itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)  Kabupaten Garut, Agus Ismail menggarisbawahi bahwa penggunaan aspal plastik ini menggunakan jenis plastik kresek yang selama ini sering terabaikan.

"Tapi kan sampah plastik itu kan kresek itu kan dianggap yang paling murah sehingga tidak banyak dilirik oleh didaur ulang, nah ini dua hal yang saatnya kita terus dapat dorong," ucapnya.

Meskipun begitu, imbuh Agis, melalui penggunaan aspal plastik ini terdapat cost atau biaya penambahan untuk setiap produksi aspal yang digunakan.

"Yang sedang kita (dorong) bagaimana kemudian kolaborasi ini kan multisektor (terkait) penanganan lingkungan, cuman sejauh mana tadi masyarakat pengumpul-pengumpul sampah ini makanya LH bisa mengembangkan dengan bank sampah tadi," tandasnya. (Diskominfo Garut/Revo)

Editor: Revo

Berita Terkait